1 research outputs found

    Strategi Preservasi Tenun Ikat Dalam Mendukung Pariwisata Berkelanjutan Di Desa Ensaid Panjang Kabupaten Sintang

    Get PDF
    Kain tenun yang dibuat oleh komunitas masyarakat Dayak di Ensaid Panjang Sintang adalah salah satu wujud dari kekayaan budaya bukan benda yang keberadaannya saat ini perlu dilestarikan. Terdapat berbagai alasan baik secara ekonomi, sosial budaya dan lingkungan yang melatarbelakangi pentingnya pelestarian sekaligus penguatan kegiatan produksi kain tenun Sintang di Ensaid Panjang. Secara strategis, isu-isu dalam preservasi dan penyelamatan tenun Sintang di Ensaid panjang terkait dengan telah ditetapkannya 33 kain tenun nusantara sebagai wariasn budaya bukan benda dimana kain tenun sintang merupakan salah satu diantaranya. Modernisasi dan berbagai permasalahan yang dihadapai masyarakat saat ini diduga mempengaruhi keberlanjutan dan ekisistensi Tenun Sintang. Sebuah upaya srategis untuk preservasi dan perlindungan kain tenun Sintang sebagai salah satu intangible cutural heritage adalah mempromosikan dan mengintegrasikan kain sintang dalam industri wisata berbasis komunitas di Sintang. Terkait hal tersebut, penelitian terkait upaya ekplorasi nilai-niai dasar dan permasalahan yang dihadapai dalam upaya preservasi dan pelestarian kain tenun Sintang. Hal tersebut menjadi sangat krusial dalam strategi pemanfaatan keberadaan tenun Sintang dalam industri wisata di Ensaid Panjang. Kedudukan dan nilai-nilai tenun ikat dalam kehidupan komunitas Dayak Desa di desa Ensaid Panjang dapat dilihat dari : (1) Aspek budaya, tenun ikat sebagai busana; sebagai benda pelengkap ritual. (2) Aspek Sosial, tenun ikat sebagai alat pembelajaran ketrampilan hidup dari generasi ke generasi; sebagai alat untuk meningkatkan hubungan personal antar anggota keluarga; sebagai media pemberdayaan kaum perempuan. (3) Aspek ekonomi, sebagai perolehan pendapatan keluarga. (4) Aspek spiritual, adanya mali sebagai pengatur kehidupan dan hubungan dengan pengaturan keseimbangan alam-manusia dan pecipta; adanya motif sebagai representasi nilai-nilai spiritual. Kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya preservasi tenun ikat antara lain : (1) SDM, yaitu kurangnya minat generasi muda untuk menenun; Keahlian menenun kurang. (2) Modal, yaitu tingkat ekonomi rendah; Sulit mendapatkan akses modal. (3) Bahan baku, yaitu bahan baku alami sudah berkurang dan langka. (4) Pemasaran, yaitu keterbatasan mengakses pasar karena tingkat kemampuan SDM rendah. Faktor pendukung tenun ikat antara lain : (1) Proses produksi, yaitu dibuat secara tradisional. (2) Mendapat dukungan dari Pemerintah dan LSM. Penelitian ini mendapatkan fakta bahwa preservasi kain tenun terkait dengan ketersediaan dan pemanfaatan bahan baku untuk menghasilkan atau memproduksi kain tenun asli. Penelitian ini juga mendapatakan fakta lapangan bahwa kendala dalam melestarikan budaya menenun pada masyarakat untuk menghasilkan tenun asli Ensaid Panjang adalah lemahnya aspek pengerajin, dimana banyak pengerajin dan masyarakat mulai meninggalkan kegiatan menenun. Dengan demikian, upaya penguatan masyarakat dengan melakukan pemberdayaan adalah kunci dari kegiatan preservasi tenu
    corecore